Jumat, 12 April 2013

Teknologi Panen Padi di Amerika: Lahan 100 Ha Cukup Dikerjakan 2 Orang!!

Teknologi Panen Padi di Amerika: Lahan 100 Ha Cukup Dikerjakan 2 Orang!!


Teknologi Panen Padi di Amerika 005 Mungkin, banyak dari para pembaca yang mengira kalau sentra produksi padi itu hanya berpusat di Asia. Padahal jika mengupas sejarah, padi sebetulnya telah dikenal dan diproduksi secara komersial di beberapa negara Barat sejak lama, tertama Amerika Serikat. Konon masyarakat Amerika telah membudidayakan padi lebih dari 300 tahun. Dan saat ini, budidaya padi di Amerika sudah sangat maju dengan menerapkan teknologi tinggi, seperti komputer, peralatan berat (termasuk traktor), teknologi laser, bioteknologi dan rekayasa genetika.
Secara umum, ada 6 negara bagian yang menjadi tulang punggung produksi padi di Amerika, yakni Arkansas, California, Louisiana, Mississippi, Missouri dan Texas. Begitu besar produksi padi di Amerika, dengan fakta bahwa lebih dari 90% beras yang dikonsumsi warga Amerika adalah ditanam oleh petani-petani setempat. Hebatnya lagi, Amerika juga telah mengekspor padi ke lebih dari 100 negara, menjadikan negara yang tengah dililit resesi ini menjadi salah satu eksportir penting beras dunia. Secara statistik, Amerika menguasai perdagangan beras dunia sekitar 12% (Wikipedia).
Ladang padi di arkansas, amerika
Gambar 1. Lanskap ladang padi di Arkansas, Amerika Serikat, yang sedang dipanen. (Foto: AP)
Tata kelola yang baik dari lahan pertanian didukung regulasi pemerintah, sumberdaya dan teknologi yang memadai membuat negara ini berjaya di sektor pertanian. Bukan hanya kedelai dan jagung yang menjadi komoditas ekspor unggulan Amerika, melainkan juga beras.
Dengan melibatkan teknologi tinggi, produksi padi di Amerika dilakukan besar-besaran. Untuk satu keluarga petani saja, bisa menggarap ratusan hektar di satu lokasi. Tidak seperti di negeri kita yang melibatkan banyak orang dalam membudidaya padi, di Amerika pekerjaan-pekerjaan tersebut diambil alih oleh mesin-mesin canggih. Sebagai contoh, panen padi 100 hektar dikerjakan menggunakan mesin traktor besar dan cukup dikendalikan oleh dua atau tiga orang saja.
Berikut ini kita akan melihat bagaimana proses panen padi di Amerika dengan melibatkan peralatan berat. Silakan putar video di bawah ini.
Video: panen padi di Amerika Serikat

Teknologi Panen Padi di Amerika
Gambar 2. Traktor jumbo terparkir di bangsal dan siap memanen padi dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Teknologi Panen Padi di Amerika 001
Gambar 3. Traktor bisa berperan multifungsi dengan hanya membongkar-pasang perlengkapan pendukung di bagian depan: untuk memanen, menyemai, dan menanam.
Teknologi Panen Padi di Amerika 003
Gambar 4. Traktor telah menggelinding ke lahan, siap beroperasi. Dibutuhkan rancangan lahan yang tepat agar “robot besar” ini bisa berjalan dan bekerja di lahan.
Teknologi Panen Padi di Amerika
Gambar 5. Hanya dibutuhkan seorang operator untuk mengoperasikan robot sebesar ini.
Teknologi Panen Padi di Amerika
Gambar 6. Silinder yang menggelinding di bagian depan adalah “mata pisau” untuk memanen padi, memangkas tanaman dengan rakus mulai dari bagian pangkal.
Teknologi Panen Padi di Amerika 006
Gambar 7. Setelah memungut dan memisahkan bulir-bulir padi, tanaman padi atau jerami langsung dihancurkan saat itu juga, dipotong-potong halus dan ditumpahkan kembali ke lahan.
Teknologi Panen Padi di Amerika
Gambar 8. Jerami halus yang ditumpahkan adalah ide yang cerdas untuk tetap melestarikan kandungan organik lahan, bukannya dibakar seperti kebiasaan petani kita.
Teknologi Panen Padi di Amerika 008
Gambar 9. Setelah ruang penampungan di mesin traktor nyaris penuh, gabah hasil panen selanjutnya ditransfer ke traktor pengangkut. Sementara itu, proses pemanenan tetap berjalan.
Teknologi Panen Padi di Amerika 009
Gambar 10. Traktor pengangkut bisa pula diganti dengan kendaraan truk.
Teknologi Panen Padi di Amerika 010
Gambar 12. Hasil panen sudah berupa gabah yang bersih, bebas dari serasah dan kotoran.
Teknologi Panen Padi di Amerika 011
Gambar 13. Traktor atau truk pengangkut selanjutnya membawa hasil panen ke gudang penyimpanan atau pabrik penggilingan. Sementara itu traktor pemanen terus melanjutkan tugasnya.
Sekarang, mari kita bandingkan teknik atau teknologi panen padi di Amerika dengan negeri kita tercinta…. apa pendapat Anda.????
Panen padi di Indonesia
Gambar 14. Panen padi di Indonesia
  • Petani mengarit tanaman padi, satu orang untuk satu petak kecil
  • Mengumpulkannya menjadi tumpukan-tumpukan kecil di beberapa titik
  • Petani memasang terpal, lalu mengangkut tumpukan-tumpukan kecil ke atas terpal
  • Petani menggunakan batu besar untuk merontokkan bulir-bulir padi, ada juga yang memakai alat/mesin perontok sederhana
  • Petani memisahkan gabah basah dari serasah, dan memungut gabah-gabah yang berceceran keluar
  • Petani memasukkan gabah yang sudah dianggap ‘bersih’ ke karung-karung yang disiapkan
  • Selepas adzan zuhur, para petani pulang dengan membawa upah yang diberikan majikan.
Sungguh tahapan yang berat dan melelahkan. Garapan satu hektar, bisa melibatkan 15-20 orang. Bagaimana kalau 100 hektar? Tentu dibutuhkan ratusan orang. Padahal saat ini tenaga kerja di bidang pertanian semakin langka. Generasi muda seolah enggan bergelut dengan lumpur. Tenaga pengangguran begitu melimpah, tetapi sayangnya merasa malas terjun ke pertanian. Bagaimana ini??
Apa kabar Indonesia, ke mana saja selama ini??
Ada banyak keuntungan dari traktor pertanian modern:
1. Menghemat tenaga kerja
2. Proses jauh lebih cepat
3. Skala lebih besar
4. Produktivitas sangat tinggi
5. Perkasa, tidak mengenal lelah
6. Multi fungsi
7. Kualitas jauh lebih bagus dibanding hasil kerja konvensional/manusia
8. Biaya lebih hemat untuk investasi jangka panjang
http://www.europe-machinery.com/
——
Produktivitas sektor pertanian dianggap stagnan, tidak ada kemajuan, malah cenderung memble bila dibandingkan negara-negara lain. Padahal anggaran untuk sektor ini (menurut hemat kami) sangat luar biasa besarnya, bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan anggaran ini pun bukan main-main.
Alokasi anggaran Kementerian Pertanian yang meningkat hampir dua kali lipat dari Rp 8,2 triliun pada 2009 menjadi Rp 17,8 triliun pada 2011 dianggap masih belum mampu meningkatkan produktivitas sektor itu. (Sumber: Tempo.co)
——————
kelaparan dan kerawanan pangan
Sudah Waktunya untuk Berubah

  • Pemerintah bisa mempelopori menggarap proyek besar pembudidayaan padi secara profesional.
  • Pemerintah bisa mengajak swasta untuk turut terlibat.
  • Ada jutaan hektar lahan terlantar/menganggur dan tidak produktif  yang bisa “dihidupkan” oleh pemerintah.
  • Pemerintah bisa memprioritaskan wilayah-wilayah luar Jawa seperti Nusa Tenggara, Papua, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.

Tidak ada komentar: